Postingan

Menampilkan postingan dari Desember 22, 2019

PROF. DR. TITI PUJIASTUTI TENTANG RADEN ARIA WANGSAKARA

Gambar
RANGKUMAN BUKU RADEN ARIA WANGSAKARA (Penulis DR. Mufti Ali, Ph.D) ======================================== Oleh Prof Dr Titik Pudjiastuti (Sejarawan UI) disampaikan pada Seminar dan Bedah Buku Raden Aria Wangsakara, Aston Cengkareng Tangerang, 23 Desember 2019. Buku ini merupakan Biografi seorang Tokoh Sufi dari Tangerang Banten. Tiga hal pokok yang dikemukakan dalam buku ini adalah : 1. Menginfomasikan siapa Aria Wangsakara. 2. Mengemukakan peran Aria Wangsakara Banten pada Abad 17 saat Banten berjuang melawan hegemoni Belanda yang ingin menguasai Banten. 3. Mengisahkan keadaan dan peperangan yang terjadi di Banten pada abad 17 dengan Sumedang,  Trunojoyo, Mataram,  dan perjuangan Sultan Ageng Tirtayasa Melawan Kompeni Belanda. JATI DIRI DAN ASAL USUL Dijelaskan secara runtut bahwa Raden Aria Wangsakara atau Raden Aria Wangsaraja lahir di Sumedang pada sekitar tahun 1615 dari garis ayah beliau keturunan dari Malaka,  Malaysia, Gunung Jati Cirebon, dan Sumedang.

FAKTA SEJARAH SEPUTAR NYIMAS MELATI TANGERANG

Gambar
Oleh Imaduddin Utsman Nama Nyimas Melati bagi masyarakat Tangerang sudah tidak asing lagi. Bahkan namanya lebih popular dari beberapa tokoh pahlawan yang menurut perannya lebih berjasa bagi masyarakat Tangerang. Ambil saja contoh seperti tokoh besar Raden Aria Wangsakara, Aria Jaya Santika, Aria Suriadiwangsa, Aria Yudanagara, Aria Raksanagara, Aria Wiranagara, kiayi Tapa, Kiayi lebah Bulan   dan Pangeran Senapati. Semua tokoh yang disebutkan adalah para pejuang Tangerang yang sangat berjasa, namun nama mereka di tengah-tengah masyarakat tidak sepopular Nyimas Melati. Hal yang demikian mungkin karena masa-masa perjuangan tokoh-tokoh itu yang sudah berlalu cukup lama atau karena faktor misteri, mitos dan legenda yang menyelimuti sosok Nyimas Melati yang mengalahkan substansi sejarah itu sendiri sehingga sosoknya menjadi perbincangan masyarakat. Nyimas Melati terkenal namanya, menurut cerita masyarakat, saat memimpin perang di Balaraja. Ia mencabut kerisnya ke atas lan