Postingan

SEJARAH UBAIDILLAH DIPETIK DARI RUANG HAMPA

Gambar
  Dalam litaratur ulama Ba Alawi, Ubaidillah ditulis wafat tahun 383 Hijriah. Ia seorang Imam yang dermawan; seorang ulama yang “rasikh”  (mendalam ilmunya); guru para” Syaikul Islam”;  pembuka kunci-kunci ilmu yang dirahasiakan;  Tiada ditemukan yang menyamainya (dizamannya). Demikian,  sebagian yang ditulis ulama Ba alawi tentang Ubaidillah hari ini. (lihat Al-Burqoh halaman 136 dan Al-Masyra’ al-Rawi  juz1/75) Anehnya, seorang “Imam Besar”,  yang hidup di abad empat hijriah, sejarahnya gelap gulita pada masanya. Tidak ada satu kitab-pun membicarakannya. Jika ia Imam, tidak ada seorang pengikutnya-pun mencatatnya. Jika ia guru para “Syaikhul Islam”, tidak ada  seorang ” Syaikhul Islam”-pun menyebut namanya, mengutip pendapat gurunya, bahkan walau hanya menulis namanya dalam silsilah sanad keguruannya. Ia benar-benar “orang besar”  yang mastur dan misterius. Mungkinkah, karena ketawadlu’annya, atau ia berwasiat agar namanya tidak dituliskan; agar namanya dilupakan? “Imam besar” ini, h

NASAB BA ALAWI DI ITSBAT MIMPI-MIMPI

Gambar
  Nasab ba Alawi sejak pertama kali mereka datang ke Tarim, banyak kalangan ulama Tarim yang meragukannya. Hal ini dapat kita telusuri dari kitab-kitab yang ditulis dari keluarga Ba Alawi sendiri. Di mana banyak kita jumpai dari kitab-kitab mereka, narasi apologetic akan keabsahan nasab mereka, dan mnempatkan pengakuan itu sebagai hal yang amat penting.  Rupanya, keluarga Ba Alawi memiliki perbedaan dari keluarga lainnya, di mana, nampaknya mereka sangat memerlukan pengakuan itu. Kitab Al-Guror, contohnya. Kitab karya seorang Ba Alawi yang bernama Muhammad bin Ali bin Alawi Khirid ( W. 960 H) ini,  mengisahkan kisah-kisah tentang bagaimana orang-orang Tarim di abad ke enam Hijriah meragukan nasab Ba Alawi, lalu salah seorang di antara Ba Alawi, yang bernama Ali datang ke Bashrah untuk meminta itsbat akan kesayyidan mereka. Lalu diceritakan dalam kitab tersebut, bahwa nasab mereka kemudian di itsbat oleh para imam dan para qodi.  (lihat Al-Guror halaman 112) Yang sedikit menggelitik dar

EMPAT NAMA NASAB BA ALAWI TERINDIKASI FIKTIF

Gambar
Dalam tulisan lalu penulis katakan “Bahkan dari manuskrip Habib Rumail, penulis sekilas dapat tambahan dukungan keterputusan nasab  Ba Alawi semakin panjang menjadi 651 tahun”, mengapa demikian? Perhatikan di menit ke-4.05 dari video Habib Rumail Assegaf (HRA)! Di sana ia menampilakan manuskrip kitab Al-Suluk karya Al-Janadi (732 H). ternyata, nasab Bani Jadid dalam kitab Al-Suluk yang ada dalam versi cetak dan versi Al-maktabah Al-Syamilah berbeda dari versi manuskrip tersebut. Dalam versi cetak kitab Al-Suluk dari Maktabah Al-Irsyad di Kota Shan’a  tahun 1416 H yang di  tahqiq oleh Al-Akwa’ Al-Hiwali, nasab Bani Jadid adalah seperti ini: 1. Abul Hasan Ali (Ali kedua) bin  2. Muhammad(Muhammad kedua) bin   3. Ahmad (Ahmad kedua) bin  4. Hadid (Hadid Kedua) bin 5. Ali (Ali pertama) bin 6. Muhammad (Muhammad pertama) bin 7. Hadid (Hadid pertama) bin  8. Abdullah bin 9. Ahmad bin Isa.   Dari Abul Hasan Ali sampai nama Ahmad terdiri dari sembilan nama. Dalam manuskrip

NASAB BA ALAWI TIDAK MASUK AKAL

Gambar
   Ba Alawi, adalah sebuah klan yang konon merupakan keturunan Alawi bin Ubaidillah. Namun, menurut penulis, mereka menamakan diri mereka sebagai Ba Alawi tersebut hanya karena adanya term Ba Alawi yang terdapat dalam kitab Al-Suluk karya Al-Janadi (w. 730 H), yaitu ketika menerangkan tentang seorang ahli hadits yang bernama Ali Abul hasan dari keluarga Ba Alawi yang tinggal di Hadramaut. Habib Ali Al-Sakran (w. 895 H), kemudian mengklaim keluarga dan leluhurnya sebagai bagian dari keluarga Ba Alawi tersebut. Hakikatnya, Ali Al-Sakran tidak mempunyai dalil yang mendukung klaimnya tersebut. Ia tidak mempunyai sumber, baik primer maupun sekunder, yang menyatakan bahwa Alwi adalah saudara seayah dari Jadid. Begitupula dengan Basri yang diklaim sebagai saudara lain dari Alwi. Tidak ada dalil apapun.  Bahkan, pondasi nasab Ba Alawi, baik Bani Bashri, Bani Jadid maupun Bani Alawi sangat rapuh. Sehingga kontruksi nasab keluarga ini, hari ini kita saksikan bagaikan bangunan yang menjulang ting

BA ALAWI GANTI KAKEK? KONSEKWENSINYA KOMPLEKS

Gambar
Kiai Hannan merilis sebuah manuskrip walisongo yang didalamnya terdapat silsilah keluarga Al Haddad Ba Alawi. Dalam manuskrip tersebut, keluarga Alawi ditulis tidak bin Ubaidillah bin Ahmad, tetapi ditulis Alawi bin Isa Arrumi bin Muhammad Al Azraq bin Isa bin Muhammad Annaqib bin Ali Al Uraidi. Penemuan Kiai Hanan ini,  memperkuat tesis penulis bahwa nasab Ba Alawi ini memang adalah nasab problematik. problematika nasab ini terjadi dari berbagai sudut: historis, geografis-antroplogis dan susunan amudunasab (nama-nama dalam silsilah nasab). Bahkan, dalam penyusunan biografi tokoh-tokoh amudunnasab itu,  terindikasi adanya dugaan "lied on purpose" dengan beberapa kasus tulisan yang berupa kitab atau artikel pendek tentang biografi mereka yang tanpa referensi.  Sebagai contoh lihat kitab-kitab  yang mengulas tokoh Ahmad bin Isa dan  Ubaidillah, apakah penulisnya, ketika menuliskan  peristiwa-peristiwa sejarah dalam bukunya itu, berupa tahun kejadian, lokasi perpindahan, si fula

NASAB BA ALAWI ANTARA MARDUD DAN MUKHTALAF FIH

Gambar
Dalam Bahtsul masa’il (BM) nasab di Benda Kerep, Ahad 30 Juli 2023, di simpulkan bahwa,  nasab Ba Alawi berkedudukan sebagai nasab “mukhtalaf fih” (diperselisihkan). Penulis, yang juga hadir dalam acara itu sebagai peserta, secara pribadi,  tidak sepakat dengan kesimpulan itu. berdasarkan data-data kuat yang penulis temukan,  nasab Ba Alawi, lebih tepat dikatakan nasab yang “tertolak” (mardud). Tetapi, penulis menghormati kesimpulan yang disepkati. Mukhtalaf fih, artinya nasab yang tidak disepakati ulama. Dalam bab ijtihad, dua dalil bisa disebut “ta’arud”  (bertentangan), jika keduanya sama-sama kuat.  Jika salah satu dari dua dalil ini lebih kuat, maka seorang mujtahid harus menggunakan dalil yang lebih kuat ini, dan mengabaikan dalil yang lemah.  Jika ada dua nash nampak  bertentangan, yang satu  nash yang qot’I (pasti), dan yang lainnya adalah  nash yang dzonni (dugaan, tidak qot’i), maka hal tersebut tidak bisa disebut “ta’arud” dan tidak bisa bermuara kepada “mukhltalaf fih” (dip

NASAB BA ALAWI TERPUTUS 550 TAHUN BISA DIYAKINI DENGAN HUSNUDZON?

Gambar
  Diskursus nasab Ba Alawi telah sampailah pada titik terang. Yaitu, bahwa nasab Ba Alawi terputus selama 550 tahun, sampai nama Ubaidillah disebutkan oleh Habib Ali al-Sakran (w.895 H) sebagai anak Ahmad bin Isa. Yaitu, dalam kitabnya al-Burqat al-Musyiqoh (kemudian disebut al-Burqoh).  Dalam kitab itu, Habib ali al-Sakran menyebutkan sebuah kosidah (terdiri dari bait-bait syair) tentang nasab Ubaid bin Ahmad bin Isa sampai ke Nabi Muhammad s..a.w. Kosidah itu ditulis oleh Syekh Jamaluddin Muhammad bin Muhammad bin Ahmad Gosyir al-Hadrami, ulama yang semasa dengan Habib Ali al-Sakran. Dalam kosidah itu ia memuji kakak (atau adik) dari Habib Ali al-Sakran yang bernama Habib Abdullah bin Abu Bakar (al-Sakran).  Kesimpulan dari kitab al-Burqoh ini, pertama bahwa untuk pertama kali,  nasab  ubaidillah sebagai datuk para habaib disebut sebagai keturunan Nabi Muhammad s.a.w. adalah dikitab al-burqoh ini, yaitu maksimal ditulis tahun 895 H.  Kesimpulan kedua, bahwa Habib Ali al-Sakran lah or

TERDETEKSI, HABIB ALI BIN ABU BAKAR AS-SAKRAN TOKOH YANG PERTAMA SEBUT UBAIDILLAH SEBAGAI ANAK AHMAD

Gambar
  Setelah penulis berusaha mencari referensi darimana kitab  Tuhfat al-Tholib karya Sayid Muhammad bin  al-Husain as-Samarqondi (w. 996 H) menyebut bahwa Abdullah bin Ahmad mempunyai anak bernama Alwi, maka telah penulis temukan bahwa Habib Ali bin Abu Bakar As-Sakran ( w.895 H.), seorang  tokoh internal Ba Alawi sendiri, yang mula-mula menyebut Alwi sebagai anak dari Abdullah bin Ahmad bin Isa bin Muhammad al-Naqib.  Menurut Habib Ali al-Sakran leluhur mereka (Ba Alawi) ditulis secara berkesinambungan sebagai Ubaid bin Ahmad bin Isa, hanya demikian belum ada urutan ke atas.  Lalu ia berijtihad (berasumsi) bahwa Ubaid ini adalah sama dengan  Abdullah bin Ahmad bin Isa bin Muhammad al-Naqib, seperti yang disebut dalam kitab Al-Suluk karya al-jundi (w. 730. H). Habib Ali al-Sakran menulis sebuah kitab yang diberi nama Al-Burqatul Mutsiqoh (selanjutnya disebut al-Burqah). Dalam kitab itulah untuk pertama kali nama Ubaidillah disebut sebagai Anak Ahmad bin Isa dengan argument bahwa Ubaidil

DOWNLOAD BUKU MENAKAR KESAHIHAN NASAB HABIB - KH. IMADUDDIN UTSMAN AL-BANTANI

Gambar
  untuk download buku  Menakar Kesahihan Nasab Habib Karya Kh. Imaduddin Utsman Al Bantani  dapat di unduh  Di sini

السلطنة المرضية في فقه السياسة - عمادالدين البنتني

Gambar
  Kitab al-Salthonah al-Mardhiyyah fii Fiqh al-Siyasah Karya KH. Imaduddin Utsman al-Bantani dapat di unduh  di sini

شرح روح المنطق - عمادالدين عثمان البنتني

Gambar
  Kitab Syarh al-Sulam al-Munawwaroq yang diberi nama Ruh al-Mantiqi   karya KH. Imaduddin Utsman al- Bantani dapat di unduh  di sini

فقه الحضارة – عماد الدين عثمان البنتني

Gambar
  Kitab  Fiqhul Hadharah  Karya  KH. Imaduddin Utsman Al Bantani  dapat di unduh  di sini

DOWNLOAD PDF GRATIS 11 KITAB KARYA Ulama Indonesia KH. IMADUDDIN UTSMAN ALBANTANI

Gambar
  DOWNLOAD PDF GRATIS 11  KITAB KARYA Ulama Indonesia KH. IMADUDDIN UTSMAN ALBANTANI ------------------------- Free download   PDF 11 Books By Indonesian Ulama KH. Imaduddin Utsman Al Bantani ---------------------------------- تحميل PDF   11 كتابًا مجانا كتبها عالم من إندونيسيا الشيخ عمادالدين البنتني يجوز الطبع للدرس مع الطلاب لا للبيع لاجل الربح --------------------------------   1. Kitab SYARAH ALFIYAH   IBNU MALIK yang bernama kitab ALMANAHIJ AL SHOFIYYAH Fi Syarhil alfiyah ( المناهج الصفية في شرح الالفية للبادي والشادى في العربية ) dapat di download   pada tautan di bawah ini : 📥 https://bit.ly/KitabSyarah_Alfiyah   2. Kitab AL SYARAH AL MAIMUN FI SYARHI AL JAUHAR AL MAKNUN ( الشرح الميمون في شرح الجوهر المكنون في علم البلاغة ) ILMU BALAGAH dapat di download   pada tautan di bawah ini : 📥 https://bit.ly/syarh_almaimun   3. Kitab AL FIKRAH AL NAHDLIYYAH FI USHULI WA FURU'I AHLISUNNAH WAL JAMA'AH   ( الفكرة النهضية في اصول وفروع اهل السنة والج

الشرح الميمون في شرح متن الجوهر المكنون في علم البلاغة - عماد الدين عثمان البنتني

Gambar
  Kitab   Syarah al-Maemun fi Syarh al-Jauhar al-Maknun   dapat di unduh di   sini