FAKTA SEJARAH SEPUTAR NYIMAS MELATI TANGERANG




Oleh Imaduddin Utsman




Nama Nyimas Melati bagi masyarakat Tangerang sudah tidak asing lagi. Bahkan namanya lebih popular dari beberapa tokoh pahlawan yang menurut perannya lebih berjasa bagi masyarakat Tangerang. Ambil saja contoh seperti tokoh besar Raden Aria Wangsakara, Aria Jaya Santika, Aria Suriadiwangsa, Aria Yudanagara, Aria Raksanagara, Aria Wiranagara, kiayi Tapa, Kiayi lebah Bulan  dan Pangeran Senapati. Semua tokoh yang disebutkan adalah para pejuang Tangerang yang sangat berjasa, namun nama mereka di tengah-tengah masyarakat tidak sepopular Nyimas Melati.

Hal yang demikian mungkin karena masa-masa perjuangan tokoh-tokoh itu yang sudah berlalu cukup lama atau karena faktor misteri, mitos dan legenda yang menyelimuti sosok Nyimas Melati yang mengalahkan substansi sejarah itu sendiri sehingga sosoknya menjadi perbincangan masyarakat. Nyimas Melati terkenal namanya, menurut cerita masyarakat, saat memimpin perang di Balaraja. Ia mencabut kerisnya ke atas langit dan berteriak lantang “seraaaaang!”. Demikian dikisahkan oleh masyarakat.

Lalu siapakah sebenarnya Nyimas Melati? Apakah sosoknya memang pernah ada atau hanya mitos belaka?

Penulis akan menuliskan jawaban pertanyaan ini berdasarkan buku “Pararimbon Ke-Ariyaan Parahyang” yang ditulis oleh Balai Adat Kaum Parahiyang tahun 1830 di bawah perintah Kangjeng Aria Gerendeng Idar Dilaga. Pararimbon yang dimaksud adalah manuskrip terlengkap yang menuliskan sejarah para pemimpin Tangerang mulai dari Raden Aria Wangsakara yang merupakan pemimpin Tangerang pertama dimasa kesulthanan Banten sampai pemimpin Tangerang di bawah Belanda.

 KELUARGA NYIMAS MELATI

Penulis akan memulai memperkenalkan Nyimas Melati dari keluarganya, keturunan ke atas dan saudara-saudaranya. Disebutkan dalam sebagian tulisan yang beredar di internet bahwa ia adalah keturunan Sultan Hasanuddin Banten yang ke 18, benarkah?

Dalam  manuskrip “Pararimbon ke-ariaan Parahyang” disebutkan bahwa Nyimas Melati bernama asli Nyimas Lasminingpuri. Ia adalah putra Raden Aria Kabal, tokoh pemberontakan di Pabuaran Subang tahun 1811. Aria Kabal sendiri adalah putra Raden Mahmud bin Tumenggung Kamil bin Raden Aria Yudanegara bin Raden Aria Wangsakara (Pararimbon, hal 15). Dilihat dari silsilah itu, maka Nyimas Melati adalah keturunan kelima dari Raden Aria Wangsakara, pemimpin Tangerang pertama yang diangkat Sultan Abul Mafakhhir Mahmmud Abdul Qodir, Sultan Banten ke-4.

Lalu benarkah Nyimas Melati merupakan cucu Sultan Hasanuddin Banten? Dilihat dari silsilah di atas dimana ia merupakan keturunan Raden Mahmud bin Tumenggul Kamil, maka betullah bahwa Nyimas Melati adalah keturunan Sultan Hasanduddin karena Raden Mahmud mempunyai ibu bernama Nyai Subadra binti Nyai Ratna sukaesih binti Ratu Zakiyah binti Ratu Salamah binti Sultan Abul Mafakhir bin Sultan Maulana Muhammad bin Sultan Maulana Yusuf bin Sultan Maulana Hasanuddin.

Nyimas Melati mempunyai saudara tiga orang, mereka adalah: Raden Syahif, Nyimas Lasminingpura (kemungkinan saudara kembar dari Nyimas Melatati) dan Raden Lukman.

KISAH PEPERANGAN NYIMAS MELATI

Sangat disayangkan dalam manuskrip Paririmbon tidak disebutkan kisah peperangan dan perjuangan Nyimas Melati. Kemungkinan besar, saat penulisan Pararimbon pada tahun 1830 itu, peristiwa pemberontakan dan peperangan Nyimas Melati belum terjadi. Begitu pula tentang di mana lokasi perjuangannya? Apakah ia mempunyai suami dan anak? Kapan meninggalnya? Dimana makamnya? Masih banyak PR besar bagi para pemerhati sejarah Tangerang untuk bisa mengungkap misteri-misteri yang belum bisa diungkap dari sosok Nyimas Melati ini. namanya yang begitu popular di alam fikiran masyarakat tangerang menunjukan betapa perjuangan beliau tidak bisa dianggap sederhana. Namun sejarah tidak bisa disandarkan hanya kepada saur sepuh dan tutur tinular, ia harus berdasar data sejarah yang bisa dipertanggung jawabkan.Semoga ada data yang nanti bisa menjawab itu. SEKIAN.   








Komentar