KESULTHANAN BANTEN
MEREVITALISASI KAWASAN KESULTHANAN BANTEN
Oleh: Imaduddin utsman
(Angg. Lembaga Pemangku Adat Kesulthanan Banten-Aktifis Beda's Banten)
Kawasan kesulthanan Banten yang saya maksud adalah kawasan dari situs sejarah sisa-sisa kraton kesulthanan Banten dan sekitarnya yang lebih dikenal dengan istilah Banten Lama.
Di kawasan ini terdapat banyak situs dan monument peninggalan dari Kesulthanan Banten, di antaranya, Istana Surosoan, Masjid Agung Kesulthanan Banten, Istana Kaibon, Benteng Spellwijk, Danau Tasikardi, Meriam Ki Amuk, Pelabuhan Karangantu, Vihara Avalokitesvara dan lain-lain. Kawasan Kesulthanana Banten sendiri terletak di Desa Banten, Kecamatan Kasemen, Kota Serang.
Semangat revitalisasi menuntut kita untuk mengevaluasi penyebutan dan penamaan Banten lama. Kita bisa menamai kawasan situs-situs sejarah kesulthanan itu dengan nama 'Banten Kesulthanan' atau 'kawasan Kesulthanan Banten'.
Penamaan Banten lama dengan kawasan Kesulthanan Banten akan menjadi destinasi wisata yang menarik bagi para wisatawan baik lokal maupun asing. Sebuah gapura yang artistik dengan rasa kesejarahan dapat dibangun dengan tulisan 'Kawasan Kesulthanan Banten' tentu akan menjadi pusat foto-foto para pengunjung selain menara Banten.
Keberadaan makam Sulthan Maulana Hasanuddin selama ini menjadi titik sentra tujuan orang datang ke kawasan Keslthanan Banten. Penataan yang masih awut dan infrastruktur tidak refresentatif tidak membuat pengunjung berkurang, kenapa? karena mereka datang bukan untuk berlibur tapi berziarah mencari berkah. Hanya saja mungkin ada nyinyir di hati mereka kepada fihak terkait yang bertanggungjawab, termasuk kepada pengelola lokal dan pemerintah setempat.
Berbagai upaya telah dilakukan organisasi dzuriyat dan para penggiat budaya untuk revitalisasi kawasan kesulthanan Banten, namun belum menemukan momentum dan sinergitas.
Kedepan diharapkan selain pengunjung datang ke kawasan kesulthanan Banten untuk berziarah namun juga dapat menikmati keindahan suasana kawasan kesulthanan sehingga mereka juga dapat menambah pengetahuan tentang sejarah kesulthanan Banten yang luasnya lebih dari 8 hektar.
Bangunan keraton Surosowan yang seluas hampir 4 hektar itu terbuat dari tumpukan batu bata merah dan batu karang, dengan ubin berbentuk belah ketupat berwarna merah. Sisa bangunan yang kini masih bisa dinikmati adalah benteng setinggi 0,5-2 meter yang mengelilingi keraton dan sisa fondasi ruangan. Sisa pintu masuk utama di sisi utara kini tinggal tumpukan batu bata merah dan bongkahan batu karang yang menghitam. Bangunan kolam persegi empat di tengah keraton merupakan pemandangan lain yang ada di dalam benteng.
Setiap tahun ratusan peziarah dan wisatawan datang untuk menikmati keindahan peninggalan Kesultanan Banten di kawasan kesulthanan Banten. Hal itu memang tak mengherankan mengingat kawasan kesulthanan Banten menjadi salah satu destinasi wisata sejarah andalan Provinsi Banten untuk menggaet pelancong. Bahkan dalam beberapa tahun terakhir Pemkot Serang dibantu Pemprov Banten terus berusaha melakukan penataan dan revitalisasi kawasan Banten lama agar tetap berdiri tegak.
Salah satu upaya untuk merevitalisasi kawasan kesulthanan Banten pada 2016 ini Pemprov Banten telah menggelontorkan bantuan dana ke Pemkot Serang sekitar Rp30 miliar. Dari jumlah dana itu, 50% akan digunakan untuk perbaikan infrastruktur, sisanya untuk pengelolaan lokasi.Pemkot Serang sendiri secara bertahap akan melakukan penataan kawasan kesulthanan Banten.
Dalam jangka pendek Pemkot memprioritaskan penataan PKL, toilet, dan PJU. Kemudian jangka menengah dengan membuat masterplan penataan kawasan serta jangka panjang melakukan penataan menyeluruh. Penataan memang mutlak dilakukan agar kawasan Kesulthanan Banten menjadi menarik sehingga semakin banyak wisatawan yang datang.
Tren kunjungan wisatawan ke Banten sendiri mengalami kenaikan dua tahun terakhir. Menurut data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banten, tahun 2015 jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) mencapai 127.000 orang sedangkan wisatawan lokal sebanyak 14 juta. Tahun ini Banten menargetkan bisa menggaet 15 juta kunjungan wisatawan domestik, sedangkan target wisman sebanyak 200.000.
Upaya mengejar target kunjungan wisatawan di 2016 dinilai realistis mengingat saat kondisi pariwisata Banten mulai menggeliat. Hal ini didukung oleh percepatan pembangunan infrastruktur strategis, dan kehadiran kawasan ekonomi khusus (KEK) Tanjung Lesung. Khusus KEK Tanjung Lesung diharapkan bisa menjadi pemicu pertumbuhan ekonomi di Banten tak terkecuali sumbangan dari sektor pariwisata.
Mengutip data Bank Indonesia, kontribusi pariwisata terhadap perekonomian Banten masih minim yakni hanya 2%. Jika dirinci, pertumbuhan sektor pariwisata sejak 2013 cukup signifikan yakni 3,89% pada 2013 dan tumbuh hingga 11,8% pada 2014. Meski demikian, mulai bergairahnya sektor wisata di Banten mulai menunjukkan tren naik di 2016. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Januari 2016, jumlah wisatawan mancanegara yang masuk melalui Bandara Internasional Soekarno-Hatta Banten misalnya mencapai 740.570 atau naik tipis 2,2% year-on-year (yoy). Dari wisatawan yang masuk ke Banten, destinasi wisata paling favorit masih didominasi oleh pantai, lalu wisata religi, dan wisata belanja di Tangerang Raya. Dan kawasan kesukthanan Banten menjadi salah satu yang diincar untuk dikunjungi.
#ayotangigawegemuyubuyut
Oleh: Imaduddin utsman
(Angg. Lembaga Pemangku Adat Kesulthanan Banten-Aktifis Beda's Banten)
Kawasan kesulthanan Banten yang saya maksud adalah kawasan dari situs sejarah sisa-sisa kraton kesulthanan Banten dan sekitarnya yang lebih dikenal dengan istilah Banten Lama.
Di kawasan ini terdapat banyak situs dan monument peninggalan dari Kesulthanan Banten, di antaranya, Istana Surosoan, Masjid Agung Kesulthanan Banten, Istana Kaibon, Benteng Spellwijk, Danau Tasikardi, Meriam Ki Amuk, Pelabuhan Karangantu, Vihara Avalokitesvara dan lain-lain. Kawasan Kesulthanana Banten sendiri terletak di Desa Banten, Kecamatan Kasemen, Kota Serang.
Semangat revitalisasi menuntut kita untuk mengevaluasi penyebutan dan penamaan Banten lama. Kita bisa menamai kawasan situs-situs sejarah kesulthanan itu dengan nama 'Banten Kesulthanan' atau 'kawasan Kesulthanan Banten'.
Penamaan Banten lama dengan kawasan Kesulthanan Banten akan menjadi destinasi wisata yang menarik bagi para wisatawan baik lokal maupun asing. Sebuah gapura yang artistik dengan rasa kesejarahan dapat dibangun dengan tulisan 'Kawasan Kesulthanan Banten' tentu akan menjadi pusat foto-foto para pengunjung selain menara Banten.
Keberadaan makam Sulthan Maulana Hasanuddin selama ini menjadi titik sentra tujuan orang datang ke kawasan Keslthanan Banten. Penataan yang masih awut dan infrastruktur tidak refresentatif tidak membuat pengunjung berkurang, kenapa? karena mereka datang bukan untuk berlibur tapi berziarah mencari berkah. Hanya saja mungkin ada nyinyir di hati mereka kepada fihak terkait yang bertanggungjawab, termasuk kepada pengelola lokal dan pemerintah setempat.
Berbagai upaya telah dilakukan organisasi dzuriyat dan para penggiat budaya untuk revitalisasi kawasan kesulthanan Banten, namun belum menemukan momentum dan sinergitas.
Kedepan diharapkan selain pengunjung datang ke kawasan kesulthanan Banten untuk berziarah namun juga dapat menikmati keindahan suasana kawasan kesulthanan sehingga mereka juga dapat menambah pengetahuan tentang sejarah kesulthanan Banten yang luasnya lebih dari 8 hektar.
Bangunan keraton Surosowan yang seluas hampir 4 hektar itu terbuat dari tumpukan batu bata merah dan batu karang, dengan ubin berbentuk belah ketupat berwarna merah. Sisa bangunan yang kini masih bisa dinikmati adalah benteng setinggi 0,5-2 meter yang mengelilingi keraton dan sisa fondasi ruangan. Sisa pintu masuk utama di sisi utara kini tinggal tumpukan batu bata merah dan bongkahan batu karang yang menghitam. Bangunan kolam persegi empat di tengah keraton merupakan pemandangan lain yang ada di dalam benteng.
Setiap tahun ratusan peziarah dan wisatawan datang untuk menikmati keindahan peninggalan Kesultanan Banten di kawasan kesulthanan Banten. Hal itu memang tak mengherankan mengingat kawasan kesulthanan Banten menjadi salah satu destinasi wisata sejarah andalan Provinsi Banten untuk menggaet pelancong. Bahkan dalam beberapa tahun terakhir Pemkot Serang dibantu Pemprov Banten terus berusaha melakukan penataan dan revitalisasi kawasan Banten lama agar tetap berdiri tegak.
Salah satu upaya untuk merevitalisasi kawasan kesulthanan Banten pada 2016 ini Pemprov Banten telah menggelontorkan bantuan dana ke Pemkot Serang sekitar Rp30 miliar. Dari jumlah dana itu, 50% akan digunakan untuk perbaikan infrastruktur, sisanya untuk pengelolaan lokasi.Pemkot Serang sendiri secara bertahap akan melakukan penataan kawasan kesulthanan Banten.
Dalam jangka pendek Pemkot memprioritaskan penataan PKL, toilet, dan PJU. Kemudian jangka menengah dengan membuat masterplan penataan kawasan serta jangka panjang melakukan penataan menyeluruh. Penataan memang mutlak dilakukan agar kawasan Kesulthanan Banten menjadi menarik sehingga semakin banyak wisatawan yang datang.
Tren kunjungan wisatawan ke Banten sendiri mengalami kenaikan dua tahun terakhir. Menurut data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banten, tahun 2015 jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) mencapai 127.000 orang sedangkan wisatawan lokal sebanyak 14 juta. Tahun ini Banten menargetkan bisa menggaet 15 juta kunjungan wisatawan domestik, sedangkan target wisman sebanyak 200.000.
Upaya mengejar target kunjungan wisatawan di 2016 dinilai realistis mengingat saat kondisi pariwisata Banten mulai menggeliat. Hal ini didukung oleh percepatan pembangunan infrastruktur strategis, dan kehadiran kawasan ekonomi khusus (KEK) Tanjung Lesung. Khusus KEK Tanjung Lesung diharapkan bisa menjadi pemicu pertumbuhan ekonomi di Banten tak terkecuali sumbangan dari sektor pariwisata.
Mengutip data Bank Indonesia, kontribusi pariwisata terhadap perekonomian Banten masih minim yakni hanya 2%. Jika dirinci, pertumbuhan sektor pariwisata sejak 2013 cukup signifikan yakni 3,89% pada 2013 dan tumbuh hingga 11,8% pada 2014. Meski demikian, mulai bergairahnya sektor wisata di Banten mulai menunjukkan tren naik di 2016. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Januari 2016, jumlah wisatawan mancanegara yang masuk melalui Bandara Internasional Soekarno-Hatta Banten misalnya mencapai 740.570 atau naik tipis 2,2% year-on-year (yoy). Dari wisatawan yang masuk ke Banten, destinasi wisata paling favorit masih didominasi oleh pantai, lalu wisata religi, dan wisata belanja di Tangerang Raya. Dan kawasan kesukthanan Banten menjadi salah satu yang diincar untuk dikunjungi.
#ayotangigawegemuyubuyut
Komentar
Posting Komentar